Hazimah Herbal | Cincin Tauhid | Herbal Alami | Herbal Hazimah

Pages

Ahlan wa Sahlan bi hudurikum

“Jangan saling membenci, jangan saling memusuhi, dan jangan memutus hubungan. Jadilah kalian hamba Allah yang saling bersaudara. Tidak diperbolehkan seorang Muslim memboikot sesamanya selama lebih dari tiga hari” (HR. Muslim dan Tirmidzi)

  • Cincin Tauhid
  • Habbasy Oil
  • Zaitun Kapsul
  • Bidara Kapsul
  • Sidr Oil
  • SumCream
  • Avail Night
  • Avail Day
  • Pantilinier
  • Sari Kurma
  • Madu Kalimantan
  • Madu Arab Asyifa
  • Madu Pahit Ratu Lebah
  • Kurma Date Crown
  • Teh Celup Daun Sirsak
  • Teh Celup Angkak
  • Teh Celup Rosela
  • Spirulina
  • Sabun Muka
  • Black Walet
  • Daun Bidara
  • Daun Tin
  • Dan lain lain
Tombol Disini

Seorang Isteri Menangis Ketika Memandikan Jenazah Suaminya

Sambil menangis, sang istri berkata: "Inilah janji kami sebagai suami istri. Jika aku pergi lebih dulu, maka engkaulah yang akan mema...

Dengarkan Apa Kata Mereka

  • STARTER
  • Cocok buat kamu yang kurang dana
  • $ 9.99
    / year
  • 10GB Storage
  • 10 Emails
  • 10 Domains
  • 1GB Bandwidth
  • Sign Up
  • BASIC
  • Cocok buat kamu yang duitnya pas-pasan
  • $ 10.99
    / year
  • 10GB Storage
  • 10 Emails
  • 10 Domains
  • 1GB Bandwidth
  • Sign Up
  • PREMIUM
  • Cocok buat kamu yang kelebihan duit
  • $ 15.99
    / year
  • 10GB Storage
  • 10 Emails
  • 10 Domains
  • 1GB Bandwidth
  • Sign Up

Tertarik? Tunggu Apa Lagi?!

Segera beli agar kebagian

Hanya 250K

Hazimah Herbal | Herbal Alami | Cincin Tauhid

ReadyStock, Cincin Tauhid, Habbasy Oil, Zaitun Kapsul, Bidara Kapsul, Sidr Oil, SumCream, Avail Night, Avail Day, Pantilinier, Sari Kurma, Madu Kalimantan, Madu Arab Asyifa, Madu Pahit Ratu Lebah, Kurma Date Crown, Teh Celup Daun Sirsak, Teh Celup Angkak, Teh Celup Rosela, Spirulina, Sabun Muka, Black Walet, Herbal Alami, Daun Bidara, Daun Tin

testimoni

Nenden Faridah

Owner

testimoni

Muhammad Hafidzulfikri

Retailer 1

testimoni

Nefandriani Septemi Shabrina Azzahra

Retailer 2

Home Industry Hijab | Jilbab | Khimar | Kerudung Syar'i | Water Proof | Anti Air | Parongpong, Bandung Barat

industri rumahan yang bergerak di bidang hijab (jilbab+kerudung). Pemiliknya bernama Herlina Liena yang sedang viral di net tv

Di kawasan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat, ada sebuah industri rumahan yang bergerak di bidang hijab (jilbab+kerudung, red). Pemiliknya bernama Herlina Liena yang sedang viral di net tv.

Saat ini sedang kebanjiran dari para pelanggannya, bukan saja yang berasal dari Indonesia tetapi juga dari mancanegara.

Jenis produknya antara lain Hijab Praktis, Fold Printing, Water Proof, dan Hijab Exclusive.

Hijab Exclusive Water Proof/Anti Air yaitu tulisan yang berhiaskan tempelan manik-manik kristal.

Keunikan dari produk hijab ini adalah simple, elegant, dan tidak mudah kusut serta tidak perlu di setrika! Unik bukan?

#HijabAntiAirParongpong
~ Hazimah Nurul Wafiq

Antara Jodoh dan Perjuangan


Sahabat, saya belajar dari sosok yang ada di foto. Ya belajar tentang sebuah ketegaran, keistiqomahan dari sebuah perjuangan.
Saya masih ingat, pertama kali saya 'kenal' sosok yang ada di foto tersebut kira-kira sudah hampir 5 tahun yang lalu.
Saya 'kenal' sosok yang ada di foto tersebut dari teman akhwatnya yang meminta dicarikan pasangan hidup.
Saya belum pernah bersua tapi keteguhan hatinya membuat saya iri ingin menirunya. Saat itu sosok yang ada di foto tersebut minta untuk dicarikan pendamping hidup yang bisa mengokohkan perjuangannya.
Begitulah, hari berganti minggu, minggu berganti bulan dan bulan berganti tahun, jodoh belum diketemukan juga.
Sampai akhirnya beberapa hari yang lalu setelah hampir lebih dari 5 tahun, saya melihat postingan di dunia maya tentang beliau bersama sosok lelaki, seperti yang kita bisa lihat di foto.
Ya, keinginan, doa, dan perjuangan darinya telah Allah jawab. Dihadirkannya sesosok pangeran yang membersamainya dalam perjuangan demi tegaknya kalimat Allah di bumi milik Allah ini.
Sosok yang ada di foto tersebut adalah ukhtina, saudari kita @dwi seorang pejuang syariah dan khilafah dari Jember, Jawa Timur.
Semoga Allah memuliakan dirinya dan pasangan hidupnya serta kelak keturunannya. Aamiin
------------------
Jodoh adalah salah satu bentuk ketetapan-Nya. Sesempurna apapun fisik kita bukan jaminan akan mudah perjodohannya.

Sedangkan perjuangan/dakwah adalah salah satu kewajiban-Nya. Sekurang apapun fisik kita bukan halangan untuk terus memperjuangkannya.
Hari ini, kita belajar dari sosok seorang mba @dwi tentang jodoh dan perjuangan.
Sahabatku dalam perjuangan ini, mari bersama saya tetap mengistiqomahkan diri dalam dakwah ini. Karena dakwah ini kewajiban, sementara jodoh adalah ketetapan yang bisa jadi batu ujian.
Begitulah, karena kewajiban harus terus kita tunaikan, sementara ujian adalah bagian dari episode kehidupan.
Tetaplah lalui keduanya dengan keistiqomahan, kesabaran.
--------------
::.. Berujungkah perjuangan ini?

Sahabat, sampaikanlah kepada "kaki" yanƍ masih terus melangkah dalam perjuangan ini
”Wahai kaki, memang ketika kita telah memilih melangkah ke arena perjuangan ini, ada banyak onak duri, berlumpur, serta berilalang.
Tapi ketahuilah wahai kaki, tidak banyak yang mau menyusuri perjalanan seperti ini. Padahal kalo mereka yang enggan melangkah kesini tahu bahwa tempat akhirnya adalah tempat terindah, maka mereka akan menyesal.”
Sekali lagi sampaikan kepada 'kaki' kita “wahai kakil ingatlah Allah tidak pernah tidur ataupun lalai menghitung. Allah sudah menyediakan hadiah terindah bagi mereka yang berani memilih Jalan-Nya, kemudian sabar & istiqomah.
Ketika kau dapati dirimu tetap berjalan menyusuri kehidupan saat yang lain memutuskan untuk berhenti dan pulang, maka inilah akhirnya. Allah selalu punya hadiah terindah bukan? Maka wahai 'kaki', tetaplah tegar saat yang lain terlempar”.
Sahabatku, perjuangan ini berat tapi dari situ akan lahir keindahan. Entah itu kemenangan yang dijanjikanNya atau keindahan berupa surgaNya.

Seorang Isteri Menangis Ketika Memandikan Jenazah Suaminya


Sambil menangis, sang istri berkata: "Inilah janji kami sebagai suami istri. Jika aku pergi lebih dulu, maka engkaulah yang akan memandikan jenazahku. Dan jika engkau istriku, mendahuluiku, maka akulah yang akan memandikan jenazahmu."

Dari luar ruang jenazah, seorang ustadz masuk dan bertanya apakah istrinya mau memandikan jenazah suaminya, ustadz tersebut kemudian bersama beberapa orang menemani si istri memandikan jenazah suaminya.

Dengan tenang sang istri membasuh muka suaminya sambil berdoa: "Wajah inilah yang kusayangi tetapi Allah lebih sayang padamu. Wahai suamiku, semoga Allah mengampuni dosa-dosamu."

Saat membasuh tangannya, dia berkata: "Tangan inilah yang telah mencari rezeki yang halal lagi baik untuk kami. Duhai suamiku, semoga Allah memberikanmu pahala berlipat ganda.”

Ketika membasuh tubuhnya, ia berkata: "Tubuh inilah yang telah memberikan pelukan cinta dan kasih sayang padaku serta anak-anakku. Suamiku, semoga Allah memberikanmu cinta dan kasih sayang.”

Tatkala membasuh kakinya, diapun berucap: "Kaki inilah engkau langkahkan untuk mencari nafkah untuk kami. Berjalan, berdiri, dan duduk sepanjang hari semata-mata hanya untuk ibadah serta mencari rezeki. Sayangku, semoga Allah memberikanmu kenikmatan di sana.”

Selesai memandikan jenazah suami tercintanya, iapun mengecup keningnya dan berucap: “Jazakallah khoiran katsira Abiku. Engkau telah memberikanku kebahagiaan dan meninggalkanku permata hati yang begitu indah.

Aku relakan kepergianmu karena cinta dan kasih sayang Allah padamu …..

Suatu saat nanti, namun pasti, kisah ini berlaku untukku, untukmu, untuk kita semua, yaitu kematian.

Perpisahan ini hanyalah sementara, semoga Allah mempersatukan kami semua di akhirat kelak, amin.

Jadi Hafidz Al-Quran Tak Kenal Usia


Dalam barisan berseragam batik biru, seorang yang sudah tidak muda lagi, duduk bersama jajaran santri lain, menunggu namanya dipanggil. Kalau tidak tahu, orang akan mengira beliau adalah walisantri. Betapa decak kagum hadirin bertepuk tangan haru, nama Sersan Mayor (Purn) Masrukhin, pria yang sehari-hari menjaga keamanan PP. Madrasatul Qur’an itu, dipanggil oleh protokol acara untuk maju ke atas panggung dengan wajah berbinar-binar. Bukan untuk mengamankan acara, melainkan sebagai wisudawan dalam Wisuda Hafidh XXVIII dan Khotmil Quran Binnadlor XXVI PP. Madrasatul Qur’an Tebuireng, Sabtu (24/12/2016).
Usia tak menghalangi beliau untuk menghafal Al Qur’an. Hal itu yang dibuktikan oleh Sersan Mayor (Purn) Masrukhin. Di usianya yang sudah menembus enam dekade (60 tahun, red), pensiunan TNI ini berhasil menghafal Al Qur’an 30 juz bil ghoib. Pada, Pak Masrukhin menjadi wisudawan tertua dari total 86 wisudawan hafidh.
Bermula dari tahun 2004 ketika beliau bergabung menjadi salah satu Staff Security di PP. Madrasatul Qur’an Tebuireng. Atas prestasi beliau, secara khusus beliau mendapatkan kado berupa paket Umroh menuju Tanah Suci dari Pengasuh PPMQ, KH. Abdul Hadi Yusuf. Hal itu merupakan apresiasi pihak PPMQ terhadap pengabdian beliau yang selama bertahun-tahun mengabdi di PPMQ sejak pensiun dari TNI. Selain menjaga keamanan beliau menyempatakan waktu kosongnya untuk mengaji. Hingga akhirnya tumbuh dalam dada beliau rasa cinta kepada Al Qur’an.
Sampai pada sekitar akhir tahun 2011 beliau memutuskan untuk memulai menghafal al-Qur’an, baris demi baris, halaman demi halaman, lembar demi lembar dengan penuh semangat. Setelah hafal kemudian beliau setorkan kepada Ust. Amanulloh S.Pdi dengan telaten. Setiap setor satu halaman, walau kadang kurang, perjuangan itu beliau jalani dengan sabar. Membagi waktu antara mengabdi menjadi Satpam dan menhafal Al Qur’an, memang beliau akui terkadang menjadi kendala. Namun dengan tekat kuat dan kebiasaan, akhirnya kendala tersebut dapat teratasi.
Di media sosial, banyak yang memberikan ucapan selamat, mengungkapkan kegaguman, dan mengakui kehebatan Pak Masrukhin. Tak tekecuali Pengasuh Pesantren Tebu.

Malulah Kita Mengaku Muslim, Jika Jarang Membaca Al-Quran!


BENARKAN kita layak disebut seorang Muslim? Jawabannya gampang saja. Berapa lama kita meluangkan waktu dalam sehari (24 jam) untuk MEMBACA dan memahami isi kandungan Al-Quran?

Setiap individu yang mengaku dirinya Muslim WAJIB mampu MEMBACA Al-Qur’an dengan baik dan benar. Jika tidak, maka ia berdosa. Karena bagaimana mungkin kita mengamalkan al-Qur’an tanpa mau MEMBACA dan memahaminya? Beriman terhadap Al-Qur’an bukan sekedar percaya saja, namun mesti dibuktikan dengan implementasi yang nyata sebagai tuntutan dari iman dan taqwa kita yaitu MEMBACA, MEMAHAMI, dan MENGAMALKAN Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari.

Sayangnya, selama ini kebanyakan umat Islam telah meninggalkan Al-Qur’an. Al-Qur’an tidak mendapat perhatian dan tidak DIBACA untuk diamalkan karena mereka sibuk membaca bacaan lain selain Al-Qur'an. Selama ini kita mampu membaca surat kabar, majalah dan buku setiap hari, namun kita tidak mampu membaca al-Qur’an.

Faktanya, bahkan lulusan S2, S3, bergelar Profesor sekalipun, jarang bahkan tak pernah sekalipun baca al-Quran. Jutaan kaum Muslim masih tidak mengerti hukum-hukum Islam yang hanya berskala kecil-kecil untuk kebutuhan mereka sendiri. Padahal dalam al-Quran, semuanya sudah tertuang sangat lengkap.

Berdosakah seorang Muslim yang jarang sekali MEMBACA Al-Qur'an?

Bismillah, Biidznillah, Wanasrullah

Iffah | Memelihara Kehormatan Diri | Hazimah Herbal



Seiring dengan memudarnya rasa malu pada diri seorang Muslim/Muslimah, sifat ‘iffah (memelihara kehormatan diri) pasti juga bakal hilang. Saat sifat ‘iffah hilang, dosa-dosa akan mudah diperbuat.


Jangankan dosa kecil, bahkan dosa besar pun bisa dengan enteng dilakukan. Seorang lelaki Muslim yang sudah terbiasa memandangi aurat wanita asing, misalnya, suatu saat akan terbiasa pula menyentuh dan merabanya.

Bila menyentuh dan meraba aurat wanita sudah terbiasa, memeluknya pun akan terbiasa. Jika memeluk wanita sudah biasa, melakukan yang lebih dari itu pun bisa terbiasa. Akhirnya, dosa besar seperti zina pun akan biasa dilakukan. Bukankah zina sering diawali dengan hal-hal kecil seperti saling memandang, berdua-duaan, saling meraba, saling memeluk, dst? Demikian pula seorang wanita Muslimah yang biasa tampil memamerkan sebagian auratnya di depan orang yang bukan mahram; biasa disentuh, diraba dan dipeluk lelaki asing; akan terbiasa pula melakukan apa yang lebih dari itu. Zina pun akhirnya akan mudah dilakukan. Padahal Allah SWT telah berfirman: Orang-orang yang belum mampu untuk menikah hendaklah menjaga kesucian dirinya (memilihara sifat ‘iffah) sampai Allah menjadikan mereka mampu dengan karunia-Nya (QS an-Nur [24]: 33).

Di dunia maya, dengan adanya ragam media sosial seperti facebook, istagram, dll, sifat ‘iffah pun makin sulit untuk dipelihara. Banyak orang berfoto selfi’ dengan berbagai gaya, misalnya, lalu bernafsu meng-up load-nya di media sosial dengan penuh kebanggaan. Hal itu bukan saja dilakukan oleh orang kebanyakan yang biasa memamerkan aurat mereka, bahkan juga dilakukan oleh sebagian Muslimah yang berkerudung atau berjilbab. 

Karena itu Muslim maupun Muslimah hendaknya memiliki sifat ‘iffah. ‘Iffah adalah bagian dari akhlak yang tinggi, mulia dan dicintai oleh Allah SWT.